Home » » Kenapa Kita Harus Mencintai Anak Yatim Piatu ?

Kenapa Kita Harus Mencintai Anak Yatim Piatu ?

Written By Unknown on Jumat, 28 Juni 2013 | 08.35

Kenapa Kita Harus Mencintai Anak Yatim Piatu
KI JAGAD ASMORO-Setelah kemarin sempat menulis tentang anak yatim piatu, bukan pada artian sebenarnya. Ternyata mengusik saya untuk lebih mengetahui beragam hal dibalik keutamaan anak yatim piatu. Terlebih saat mengetahui bahwa kata “Yatim” disebutkan dalam Al Quran sebanyak 23 kali. Ini menandakan besarnya perhatian agama yang saat ini sedang dalam kenikmatan bulan Ramadhan. Juga pada catatan kemarin, saya menyebutkan bahwa Rasulullah saw sangat mencintai anak yatim piatu.


Anak Yatim Piatu adalah Jalan Bagi Umat Muslim Untuk Menjadi Pendamping Rasulullah saw di Surga
Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw mengatakan “Aku dan orang memelihara anak yatim piatu seperti ini” sambil mengangkat dua jari, telunjuk dan jari tengah bersamaan.
Anak Yatim Piatu adalah Obat.

Pernah ada seorang pemuda menemui Rasulullah saw untuk mengeluhkan hatinya yang sedang risau dan cenderung bersikap kasar. Rasulullah saw berkata pada pemuda itu, “Maukah hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, berilah makan dia dari apa yang menjadi makananmu. Pasti hatimu akan lembut dan kebutuhanmu akan terpenuhi (HR. Ath Tharbani, dihasanahkan oleh Al Albani)
Anak Yatim Piatu merupakan Sumber Pahala yang Sangat Besar
Nabi Muhammad saw juga pernah mengatakan, “Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim, karena Allah, maka ia mendapat pahala setiap lembar rambut yang diusapnya itu satu banyak kebaikan (HR. Ahmad)
Dari beberapa riwayat ini saja, kita bisa merasakan betul keutamaan dari mencintai anak yatim piatu. Semakin besar cinta kita terhadap anak yatim, maka semakin besar pula pahala, kebaikan, kebahagiaan, dan kemakmuran yang dijanjikan kepada kita sebagai umat muslim.

Anak yatim piatu, mereka tidak mempunyai ayah dan ibu yang seringkali tergambarkan dalam benak kita sebagai sosok yang penuh kepedihan, tanpa masa depan, terabaikan. Bahkan hampir-hampir menyamakannya seperti layaknya gelandangan (dalam opini saya), ternyata menjanjikan berbagai macam kebaikan yang seharusnya layak digali sebagai sumber kekayaan masa depan kita kelak.

Banyak anak yatim piatu disekitar kita. Begitupula dengan yang peduli dengan masa depan mereka. Mulai dari perorangan yang secara pribadi merawat dan mendidik anak yatim piatu, hingga badan amal dan lembaga zakat berskala besar yang juga tidak henti-hentinya mengumpulkan dana untuk kebutuhan khususnya bagi anak yatim piatu.

Jadi saya tidak perlu mengumbar semangat untuk mengajak Anda menyantuni anak yatim piatu. Karena saya sangat yakin sudah banyak yang melakukan itu.

Perhatian saya disini masih terkait dengan catatan saya kemarin. Yakni bagaimana kita, sebagai orang tua, mau memberikan perhatian khusus terhadap kompetensi kita sebagai orang tua “super” sehingga mampu melangkapi kebahagian anak. Sehingga mereka tidak merasa yatim piatu akibat orang tua yang tidak peduli, memberi kasih sayang, pendidikan layak, hak untuk bertumbuh dan kebahagian seutuhnya.

Seperti beberapa sabada Rasulullah saw yang saya tuliskan diatas. Ketika kita peduli pada anak yatim piatu, begitu besar kebaikan yang bisa kita raih. Tapi, bagaimana mungkin kita mampu melakukan hal itu secara sempurna kalau terhadap darah daging sendiri saja masih belum sepenuhnya bisa?


sumber : ki-jagadasmoro.blogspot.com/2012/01/cintai-anak-yatim-piatukenapa.html
Share this article :

Posting Komentar

 
Pendukung : Kreasi Blog | Dwito
Dibuat © Juni-2013. Pecinta Anak Yatim Piatu
Tema Kreasi Oleh Dwito Publisher Oleh Dwito Pay
powered by Blogger