Home » » Hubungan Anak Yatim Piatu dan Fakir Niskin

Hubungan Anak Yatim Piatu dan Fakir Niskin

Written By Unknown on Jumat, 28 Juni 2013 | 08.51

Hubungan Anak Yatim Piatu dan Fakir Niskin
Keajaiban sedekah diyakini juga mampu mengobati segala penyakit yang diderita seseorang.

Rasulullah SAW bersabda, “Peliharalah harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah. Dan hadapilah cobaan yang datang bertubi-tubi dengan do’a dan merendahkan diri kepada Allah.” (HR. Abu Daud).

Keajaiban tersebut tentu saja akan berlaku bagi orang-orang yang ikhlas dan percaya. Tidak sedikit kisah yang menggambarkan kebenaran hadist tersebut. mislanya kisah seorang laki-laki yang penyakit kankernya hilang setelah memberikan sedekah seorang perempuan miskin atau kisah-kisah lainnya. Keajaiban sedekah tidak akan berhenti selama manusia mempercainya.
Keajaiban sedekah dapat menambah usia

Keajaiban sedekah yang dilakukan juga dapat menambah usia seseorang.

Melalui riwayat Amr bin Auf mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah seorang muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga diri darinya.”(HR. Thabrani).

Ketika seseorang memberikan sedekah apapun baik uang maupun barang ia bisa memperoleh keajaiban sedekah yang ia lakukan dalam bentuk apa saja. Pada dasarnya Allah SWT bisa memberikan kejaiban sesuai keinginan-Nya, bisa jadi akan diberikan sesuai apa yang paling dibutuhkan hambaNya. Misalnya kesehatan dan panjang umur. Panjang umur pastiah diinginkan oleh banyak orang. Karena dengan panjang umur maka banyak hal yang masih bisa dilakukan terutama beribadah. Saat mati kita tidak akan pernah bisa melakukan sedekah. Memang tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan kita peroleh dari sedekah yang kita lakukan. Tetapi selama kita ikhlas dalam memberikan sedekah, menjadi kehendak Allah SWT untuk memperlihatkan kuasa-Nya mengenai Keajaiban sedekah yang telah kita lakukan tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang-orang yang mengasuh (menyantuni) anak yatim di surga seperti ini.” Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. 
(HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orangtua yang muslim dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya, maka mereka (orangtua muslim) pasti masuk surga.
(HR. Thabrani dan Abu Ya’la). 

Rasulullah SAW bersabda, “Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya…” (HR. Ath-Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak mungkin seorang yatim ikut memakan jamuan makanan, lalu setan mendekati makanan itu.” 
(HR. Ath-Thabrani) 

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukkannya ke surga, kecuali bila dia berbuat dosa besar yang tidak terampuni. 
(HR. Tirmidzi) 

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya. 
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Aufa)

“Ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah SAW, dan mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya, ‘Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak DAN KEBUTUHANMU AKAN TERPENUHI.’” (HR. Ath-Thabrani).

Nabi Muhammad Saw perhatian dan kasih sayang kepada anak yatim.
“Aku dan pengasuh anak yatim [kelak] di surga seperti dua jari ini” [HR. Bukhari] –saat mengucapkan kalimat itu, Rasulullah menunjuk jari telunjuk dan jari tengah sembari merapatkan keduanya.

“Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan [diasuh] dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.”
[HR. Ibnu Majah].

Surat ini Makkiyah, terdiri dari 7 ayat. Di sini Allah menjelaskan orang-orang yang mendustakan agama berikut sifat-sifatnya.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ﴿١﴾فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ﴿٢﴾وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ﴿٣﴾فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ﴿٤﴾الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ﴿٥﴾الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ﴿٦﴾وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ﴿٧﴾

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya,
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Makna Mufradat:

Arti 
Mufradat
1. Balasan, ada yang mengartikannya Islam. بالدين
2. Menghardik dan membentak dengan keras. يدع اليتيم
3. Tidak menasihati orang lain untuk itu. ولا يحض على طعام المسكين
4. Kebinasaan. فويل
5. Lalai terhadapnya. ساهون
6. Semua yang berguna dan bermanfaat. الماعون


Syarah:

Ilustrasi (hdn)

Tahukah kamu siapa yang mendustakan agama? Katakan kepadaku, siapakah dia? Wajib bagi orang yang beragama untuk tahu hakikat ini agar dia menjauhi hal ini berikut sifat-sifatnya. Kata tanya di sini dimaksudnya untuk membuat audiens penasaran terhadap berita lanjutannya. Juga sebagai pertanda bahwa masalah ini sangat misteri. Sebab setiap orang mengklaim dirinya membenarkan agama. Apakah kamu tahu siapa yang sesungguhnya mendustakan agama itu? Kalau tidak tahu, itulah sebenarnya yang mendustakan agama itu; yang menghardik dan memperlakukan anak yatim secara kasar serta merampas haknya jika ia mempunyai harta benda, atau haknya untuk mendapatkan sedekah jika anak itu fakir. Dia juga tidak menasihati orang lain untuk memberi makan kepada fakir miskin. Jika menasihati saja tidak, tentu dia sendiri tidak memberi makan kepada mereka.

Lihatlah tanda-tanda orang yang mendustakan agama sebagaimana yang disebutkan Al-Qur’an ini; merampas hak, menyakiti orang lemah, sangat pelit terhadap orang-orang yang memang punya hak. Jika kamu tahu hal itu, sungguh celaka orang-orang yang shalat, mereka yang lalai terhadap shalatnya, yang mengerjakan shalat tanpa khusyu’, tidak menghadirkan hati untuk merenungi keagungan Allah, dan tanpa mentadaburi makna yang dibacanya. Shalat yang dilaksanakan seseorang namun ia tidak merasa berada di hadapan Penciptanya. Anda melihatnya bertasbih dengan otaknya dan menggerak-gerakkan ujung jemarinya namun ia tidak sadar sudah berapa rakaat yang dikerjakannya.

Itulah shalat sebagian orang yang mendustakan agama. Shalat semacam ini tentu saja tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar. Karena orang yang mengerjakannya lalai dari dzikir kepada Allah. Lebih dari itu ia juga mengharap agar dilihat manusia disebut-sebut. Mereka lakukan hal itu bukan untuk Allah. Karena terlalu pelitnya, mereka menolak memberi kepada orang yang membutuhkan.

Tahukah kamu siapa orang yang mendustakan agama? Dialah yang berperilaku kasar terhadap anak yatim dan tidak memberikan hak-hak fakir miskin. Di samping itu ia juga lalai terhadap shalatnya, memperlihatkan amalnya kepada manusia, dan menahan pemberiannya kepada orang lain. Celaka dan celakalah orang seperti itu. Kendatipun mereka puasa dan shalat.


sumber : ruqyahmojokerto.blogspot.com/2013/03/hubungan-ruqrah-dengan-anak-yatim-piatu.html
Share this article :

Posting Komentar

 
Pendukung : Kreasi Blog | Dwito
Dibuat © Juni-2013. Pecinta Anak Yatim Piatu
Tema Kreasi Oleh Dwito Publisher Oleh Dwito Pay
powered by Blogger